Supervisi Kepala Sekolah – Kunjungan Kelas

Kepala SMA Negeri 3 Batam Sy. Silvia Andriyani S.Pd, MM mulai senin 6 Maret 2023 melakukan supervisi guru mata pelajaran dengan melakukan kunjungan kelas.

Inti dari penyelenggaraan pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Pembelajaran
yang berkualitas hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang berkualitas pula.
Salah satu kegiatan penting dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas
guru adalah supervisi kepada guru. Banyak pengertian tentang supervisi kepada guru
atau biasa disebut dengan supervisi akademik.

Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesional, yang muaranya kepada peningkatan mutu lulusan peserta didik (Glickman:2007).

Sedangkan Daresh (2001) menyebutkan bahwa supervisi akademik merupakan upaya membantu
guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran.

Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ditujukan kepada guru dengan tujuan memberikan bantuan profesional, selain itu supervisi akademik juga bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi profesional maupun kompetensi paedagogik yang akan berdampak
pada peningkatan kinerja guru-guru di sekolah.

Mengembangkan kemampuan guru tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen, kemauan, atau motivasi
guru. Dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat. Tanggung jawab pelaksanaan supervisi di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki kompetensi supervisi.

Inti dari kegiatan supervisi adalah membantu guru dan berbeda dengan penilaian kinerja
guru, meskipun di dalam supervisi akademik ada penilaian. Dalam supervisi akademik
menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu
kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987).

Menurut Sergiovanni (dalam Depdiknas, 2007: 10), ada tiga tujuan supervisi akademik,
yaitu:

a) Supervisi akademik dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya
dalam memahami kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

b) Supervisi akademik dilakukan untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar
di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala
sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan
guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian peserta didik.

c) Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajar, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri,
serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas
dan tanggung jawabnya.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (dalam Depdiknas, 2007) Supervisi akademik yang
baik adalah supervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan tersebut
di atas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya
memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya.
Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi
mengubah perilaku mengajar guru (Gambar 2). Pada gilirannya nanti perubahan perilaku
guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid
yang lebih baik.

Bentuk bantuan kepada guru dalam mengembangkan kompetensinya dapat berupa mengembangkan
kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru (KKG/MGMP), dan secara bersamaan dapat
memberikan bimbingan Penelitian Tindakan Kelas. Dengan demikian ketiga tujuan
di atas saling terikat dan utuh serta menyatu dalam rangka mengubah perilaku
guru.

Pendekatan, Teknik dan Model Supervisi Akademik

a)Pendekatan

Pendekatan adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Menurut Sudjana (2004) pendekatan supervisi ada tiga jenis yaitu:

  1. Pendekatan langsung (direct contact) yaitu cara pendekatan terhadap masalah yang
    bersifat langsung. Dalam hal ini peran supervisor lebih dominan.
  2. Pendekatan tidak langsung (indirect contact) yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Supervisor hanya mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, dan secara bersama-sama memecahkan masalah.
  3. Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang memadukan cara pendekatan langsung dan tidak langsung.

b) Teknik Supervisi

Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, et al. 2007). Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami berbagai teknik supervisi. Ada dua macam teknik supervisi, yaitu teknik individual dan teknik kelompok (Gwyn, 1961).

  1. Teknik Supervisi Individual

a). Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)

Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar, untuk melihat kelebihan, kekurangan yang sekiranya perlu diperbaiki. Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat
tahapan yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pengamatan selama kunjungan, (3) tahap
akhir kunjungan, (4) tahap tindak lanjut.

b). Kunjungan Observasi (Observation Visitation)

Guru ditugaskan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengamati guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara mengajar mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat
dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.

Aspek-aspek yang dapat diobservasi diantaranya (1) aktivitas guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran, (2) cara menggunakan media pembelajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan
penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
(6) reaksi mental peserta didik dalam proses pembelajaran.

c). Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara
supervisor dan guru, yang ditujukan untuk (1) mengembangkan perangkat pembelajaran
yang lebih baik, (2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan (3) memperbaiki
segala kelemahan dan kekurangan diri guru.

Hal yang dilakukan supervisor dalam pertemuan individu: (1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, (2) mendorong guru mengungkapkan masalah yang dihadapinya dan cara-cara yang telah
dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan (3) menyepakati berbagai
solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.

d). Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah kegiatan guru berkunjung ke kelas lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya
adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Beberapa hal penting yang harus
dilakukan dalam melakukan kunjungan antar kelas diantaranya:

1). Kunjungan harus direncanakan secara terjadwal,

2).Guru-guru yang akan dikunjungi harus terpilih,

3). Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi,

4). Kepala sekolah mengikuti kegiatan ini agar kegiatan kunjungan kelas dilakukan
dengan benar dan sungguh-sungguh,

5). Lakukan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu, dan

6).Hasil kunjungan, segera diterapkan oleh guru yang menjadi peserta kunjungan,
sesuai dengan kondisi dan kemampuannya masing-masing.

2) Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok merupakan suatu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang akan disupervisi dikelompokkan berdasarkan hasil
analisis kebutuhan dan hasil analisis kemampuan kinerjanya. Langkah
selanjutnya, kepala sekolah sebagai supervisor memberikan layanan supervisi
secara kelompok, sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan.
Teknik supervisi kelompok meliputi (1) pertemuan atau rapat, (2) diskusi kelompok,
(3) pelatihan. Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai
berikut: (1) Kepanitiaan-kepanitiaan, (2) Kerja kelompok, (3) Laboratorium kurikulum,
(4) Baca terpimpin, (5) Demonstrasi pembelajaran, (6) Darmawisata , (7) Kuliah/studi,
(8) Diskusi panel, (9) Perpustakaan jabatan, (10) Organisasi professional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *